Asia Sentinel Media Palsu, Ketika Metro TV Jadi Metro Tipu


Indonesia dibuat heboh dengan gelagat stasiun televisi swasta Metro TV yang menyebut bahwa media bernama Asia Sentinel merupakan media kredibel dan terpercaya, sebegitu angkuhnya dan pedenya mereka.

Asia Sentinel diketahui merupakan media online dan surat kabar mingguan asal Hong Kong serta berbasis di negara yang terletak di Laut China Selatan tersebut.

Beberapa hari lalu, Asia Sentinel menghebohkan publik. Pasalnya mereka diduga menyebarkan berita bohong mengenai mantan Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY Diincar Rezim

SBY difitnah terlibat dalam kasus Century, lebih tepatnya pencucian uang 177 triliun rupiah bersama 30 petinggi negara lainnya kala itu. Pemberitaan bohong oleh Asia Sentinel kemudian membuat rakyat Indonesia geram, termasuk mantan Presiden ke-6 RI.

Setelah bertubi-tubi mendapatkan caci maki dan ejekan, Asia Sentinel kemudian mengirimkan surat permohonan maaf atas fitnah yang dilakukannya.

Sementara di sisi lain, Metro TV gembar-gembor seolah Asia Sentinel merupakan media massa yang terjamin kredibilitasnya. Namun blunder fatal membuat media yang dikelola Surya Paloh NasDem tersebut terbukti bohong.

  1. SBY 
  2. Jokowi 
  3. Prabowo

Lalu siapa Asia Sentinel? Media bodong yang ternyata ketika Sekjen Partai Demokrat mendatangi langsung ke Hong Kong, alamatnya palsu. Video ketika Hinca mencari di Hong Kong diunggah oleh akun Twitter @renandabachtiar. 

  • Gerindra 
  • Demokrat 
  • PKS

Alamat Asia Sentinel di Jalan Kennedy Road 39 Lantai 1A. "Kami telah memastikan, tidak ditemukan." kata Hinca.

Hinca Panjaitan, Sekjen Demokrat bersama Ketua Divisi Komunikasi Publik kemudian lakukan investigasi dengan mengunjungi kantor Asosiasi Jurnalisme Hong Kong (Press Council) dan terbukti tidak ada nama Asia Sentinel dalam daftar media massa disana, termasuk tak ada nama John Berthelsen yang disebut sebagai pemimpin redaksi media abal-abal itu.

Tim penelusuran menemui ketua Dewan Pers Hong Kong, Chris Yeong, dan mengaku bahwa Asia Sentinel tidak terdaftar mau pun terintegrasi. John Berthelsen pun seolah hanya tokoh fiktif.

Pertanyaan masih mengendap, kenapa Metro TV dan Tirto.id menyebut Asia Sentinel adalah media massa kredibel? Dua media lokal Indonesia tersebut terbukti telah melakukan kebohongan dan melanggar kode etik jurnalisme, tapi mengingat keduanya juga pro penguasa kemungkinan tidak akan dipermasalahkan.

Penyebaran fitnah oleh media bodong Asia Sentinel juga diduga karena SBY memihak Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 mendatang.

Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon melalui akun Twitternya mengaku bersama timnya bersiap "memproses" stasiun tv "MetroTV" yang dinilai sebagai provokator dengan memperparah kabar palsu dari Asia Sentinel.

Metro TV seakan jadi mimpi buruk SBY, pasalnya bukan kali ini saja nama Susilo Bambang Yudhoyono dihantam berita hoaks dan fitnah yang dilakukan mereka.

SBY pernah difitnah oleh Metro TV punya kekayaan 9 Triliun, diberikan rumah mewah bernilai ratusan miliar, itu semua terjadi saat masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 silam. Kini tokoh penting yang sama kembali dihantam kabar fitnah oleh Metro TV melaui Asia Sentinel, SBY disebut terima Rp 177 triliun dari kasus Bank Century. Fantastis memang stasiun tv yang satu ini cukup berbahaya.

Komentar warganet membela dan beri dukungan pada mantan Presiden RI ke-6. "Secara nggak langsung Metro Tivu mendukung perpecahan bangsa. Sangat berbahaya jika dibiarkan."